Sunday, May 18, 2008

Surat Cinta

- Road to 6th Wedding Anniversary-


Sydney, 6th May ,2008


Teruntuk : belahan jiwa dan separuh nafas dinda..

Di bumi lancing kuning..


Sayang…sudah 6 tahun kiranya biduk kecil ini kita kayuh bersama. Ada banyak cerita yang pernah kita ukir dalam perjalanannya, walau ada sedikit duka di antaranya namun semuanya manis terasa, ditemani dua syahidah kecil kita ,hadiah dari Allah yang tak terhingga harganya untuk kita jaga. Kenangan kemesraan itu terus dinda bawa walau jarak dan waktu memisahkan . Semakin lekat, manis dan indah dinda rasa setiap waktunya. Walau kadang terselip sunyi dan rasa bersalah yang membuncah meninggalkan semua cinta di seberang sana . Dinda pasrah, kelak pada suatu hari pun entah kapan, kesunyian abadi itu pasti akan menemani hari-hari dinda.


Sayang..setiap bertambah angka kebersamaan itu, semakin hati-hati dinda menghitung sisa waktu kebersamaan kita. Dinda takut waktu yang sudah kita habiskan bersama belum banyak berkahnya, dan dinda takut waktu yang tersisa berikutnya pun akan tersia. Bukankah biduk itu kita arahkan ke samudra ketaatan semata. Ingatkan dinda terus agar tidak lupa dengan pondasi awal bangunan keluarga yang kita dirikan ini. Menyatunya kita disebabkan, dilakukan, dan ditujukan untuk Allah semata. Dunia dan isinya begitu indah kadang membuat hati lena hingga terabailah episode waktu untuk mengingat kembali hakikat hidup dan kehidupan yang sudah dianugerahkan Nya.


Sayang…barangkali ini agak sentimental yaa.. tapi betul2 dinda terinspirasi dengan novel ayat-ayat cinta itu, bukan terinspirasi dari kisah cinta yang ada, tapi ada hal yang membuat dinda tersadar.. rasanya hidup memang tidak bisa hanya sekedar mengalir menunggu ajal, hidup haruslah kita rencanakan dan susun untuk setiap milestone yang akan kita lalui . Karena itu yang akan memotivasi kita untuk terus berjuang mencapai apa yg sudah kita targetkan tanpa mengabaikan tujuan akhir hidup kita. Peta hidup…ah..itu istilah yang dinda ambil dari novel itu. Kita harus punya itu cinta.., Wallahu’alam apa yang akan terjadi di pertengahannya…karena kita punya kuasa sebatas rencana tapi kalaupun gagal dari yang kita harapkan toh itu sudah kita rencanakan dan kita tidak akan kecewa karenanya (ingat kata uzt. Anis Matta ?) ,tapi mencari jalan lain dari peta itu atau bahkan mengubah target semula.

Ah rasanya memang kita perlu merencanakan kehidupan ke depan.. Sepertinya hidup akan terasa lebih hidup. Kadang dinda kurang setuju kalau kanda bilang yahh..dijalani aja semuanya, seperti air yang mengalir. Dinda pikir paradigma itu hanya untuk orang2 yang tidak punya visi ke depan. Dinda punya contoh , dan barangkali bisa dilengkapi nanti, terserah kanda hendak memasukkan target apa saja.

Sayang…tentunya gambaran di atas hanyalah gambaran kasar dari perencanaan perspektif manusia walau sudah ditulis detail, entah dimana akan ada tanda + sebagai peringatan bahwasanya semua akan berakhir…dan keabadian itulah tujuan kita.. Sepanjang jalan peta itu kita ukir..sepanjang itulah desah nafas ibadah kita cinta….tidak detail dinda taruh disana, karena milestone tahun itu hanya tanda kefanaan dan materi yang dapat dirasakan panca indera kita. Kanda bisa taruh di tahun-tahun itu kapan kiranya hafalan Alquran bisa sampai 5 juz .


Subhanallah sayang.. begitu banyak nikmat Nya yg tak mungkin dapat kita hitung selama kebersamaan ini. “ Maka nikmat Tuhan mu yang manakah yang kamu dustakan ??” Kita berdoa selalu kanda..agar kebahagiaan ini kekal kita bawa hingga akhirat..pertemuan yang sebenarnya. Dinda berharap tetap mendampingi kanda di sana di alam bahagia yang abadi..


Mujahidah2 kecil kita beranjak besar…, dan akan semakin tua lah kita. Kanda, manfaatkan waktu kecil mujahidah2 kita untuk kebersamaan seberapapun sempitnya waktu.., sering2 lah memeluk dan mencium mereka tanpa meminta mereka melakukan yang sama untuk kita, nikmati masa2 indah kelucuan mereka kanda, apalagi jarak dan waktu akan semakin banyak memisahkan kita nantinya, sungguh pengorbanan yang teramat berat, dan masa-masa itu tidak akan pernah terulang..akan kita rindukan di masa tua kita kelak. Dinda melihat ada seorang ikhwah disini yang begitu dekat dengan anak perempuannya.. Subhanallah..dinda ingin kanda juga seperti itu, penuh kasih terhadap mereka.. bayangkan saat kasih itu kita berikan, cinta itu kita ungkap lewat kelembutan , suatu saat tanpa kita pernah meminta mujahidah2 kita akan berlaku yang sama . Pesan ini pun berlaku untuk umi. Itulah qurota’ayun kita yang sebenarnya.


Sayang..sepertinya kita akan semakin matang dengan perjalanan hidup . Tetaplah terus menjadi nakhoda kami…jagalah biduk kecil ini dengan kasih sehingga tetap berlayar walau diterjang badai . Kami akan ikut berlayar kemanapun biduk ini dibawa selama tetap mengarungi lautan keridhoan Allah semata dan arah yg dituju adalah pulau keabadian. Inilah 6 tahun perjalanan kebersamaan itu cinta.


Balas ya suratnya… lama sekali tak mendapat surat dari kanda. Rindu rasanya ingin membaca untaian kata bijak yang akan dinda bawa selama hidup. Terimakasih sudah membersamai dinda dan anak-anak selama 6 tahun ini, maafkan atas segala ketidaknyamanan yang dirasa selama di samping dinda…. Kanda, dinda ingin dikasihi selamanya…


Teriring cinta yang akan selau subur di dada (insyaAllah)


-Dinda-














1 comment:

Marshmallow said...

wih, surat ini gak boleh dibaca anak-anak di bawah umur nih. kodenya M+15 kalo di acara tv... :D

Kusemat cinta berbalut doa di kedalaman samudera hati orang - orang terkasih.......