Saturday, January 22, 2011

Muhammad: Lelaki penggenggam hujan

Muhammad …aku rindu padamu. Kelu. Rasa yang menggerus-gerus hatiku saat larut pada Muhammad: lelaki penggenggam hujan, setebal beratus halaman. Karya unik yang membahasakan biografi laki-laki agung sepanjang masa itu dengan novel tentang seorang pencari kebenaran: Kashva dari Persia.

Sekilas, bila tidak mampu mencari pemisah yang nyata, maka orang akan beranggapan ada pencampuradukan fakta dengan fiksi. Tapi tunggu dulu, sejak awal di sampul buku yang tertera adalah Novel Biografi, yang artinya kita akan berhadapan dengan sebuah realita sejarah yang dibungkus atau dibumbu dengan fiksi semata. Buku ini haruslah ditulis dengan kehati-hatian tingkat tinggi mengingat penulis sendiri tidak memiliki latar belakang keagamaan yang kuat, namun insyaAllah tetap ‘tertuntun’. Wanta-wanti ibu penulis untuk ekses yang ditimbulkan dari buku ini sudah dikupas di awal oleh si penulis. Jawaban si penulis cukup diplomatis“Ibu, jika kelak ada orang yang salah paham dengan terbitnya buku ini, aku yakin itu terjadi karena mereka mencintai Kanjeng Rasul. Dan, percayalah Ibu, aku menulis buku ini disebabkan alasan yang sama.”

Sudah jelas batas antara nyata dan tidak nyata. Setiap bab akan banyak bercerita. Mari kita tinggalkan sejenak kontroversi sedikit itu. Kembali pada esensi yang hendak dibawa. Buku ini ditulis dengan cinta. Aku bisa merasakan karena air mata yang menghentak-hentak ruang rindu dapat terleleh karenanya. Aku membaca buku itu dengan hati. Bila ada kekurangan sana-sini biarlah ‘dosa’ itu ditanggung penulis. Cukuplah si penulis berpahala dengan bertambahnya kecintaan para pembaca terhadap nabinya setelah membaca buku tersebut. Sejarah badar, uhud, lika-liku kehidupan dan keseharian Sang Nabi bersama dengan keluarga dan sahabat-sahabat mulianya hingga romansa yang dilalui laki-laki agung itu dipaparkan dengan cukup berbeda. Mengalir. Tidak menggurui. Tidak formal. Tapi tetap santun dan agung. Buku-buku siroh lain pernah kubaca sebelumnya, tapi entah mengapa menurutku buku-buku itu kurang berkesan kecuali aku harus mampu belajar secara formal dari buku-buku siroh tersebut untuk menambah pengetahuan. Yah kupikir masing-masing buku tetap ingin memberikan hasil yang sama pada tiap pembacanya walau dengan cara papar yang beda. Penilaian itu kembali kita serahkan kepada para pembaca.

Lebih jauh, buku ini memberikan kesimpulan bahwa kehadiran lelaki agung itu sudah menjadi nubuwat di tiap agama besar dunia jauh sebelum lelaki itu dilahirkan. Sudut pandang seorang Parsi bernama Kashva yang diberangus kebebasan dan raganya oleh penguasa tapi tidak dengan pemikirannya atas kebenaran, diceritakan pada bab-bab yang berbeda. Romantisme yang tidak kesampaian menjadi bumbu cerita yang menemani perjalanan religius seorang Kashva menembus hutan belantara dan iklim yang menggila demi sebuah kebenaran yang dibawa sang lelaki penggenggam hujan.

Agama baru yang dibawa lelaki agung itu pun merupakan rahmat bagi semeseta alam. Sayang, tidak semua orang dapat merasakan keindahannya karena hidayah itu tidak dijelang. Bila anda ingin melihat gaya bahasa novel tanpa mengubah esensi sebuah siroh yang akan membedakan dengan buku-buku siroh lain, monggo silahkan dibaca buku ini…komentar anda di nanti…

Poli, 21 Januari 2011










Wednesday, January 19, 2011

Menantimu pada suatu masa

Tuntas sudah bacaan Sang Pencerah ku hari itu. Setelah seharian keadaan memaksaku untuk tirah baring, yang kutanggapi dengan setengah hati karena masih berat rasanya meninggalkan tugas-tugas yang ada, tapi tak urung jua kujalani dengan sepenuh hati. Apalagi yang dapat membunuh sepi selain berkelana menembus batas lewat lembaran paperback setebal ratusan halaman ini? Akan aku ceritakan isi buku itu lain waktu. Saat ini aku ingin melakukan monolog dalam diam pada sebentuk makhluk yang kunamai Cinta.

Well, anakku cinta di dalam rahim dan kasih sayang ummi…, jangan nakal di dalam yaaa….kita istirahat hari ini untuk energi lebih banyak esok hari. Bersama-sama kita lalui sesulit apapun keadaannya, insyaAllah ummi yakin semua dapat kita jalani. Ummi tidak akan banyak mengeluh bila ekskresi hormon berlebih disebabkan dirimu sedang bertumbuh di ruang cinta ummi menyebabkan ummi mual dan gampang lelah.

Pada awalnya ummi pasrah melihat bercak dan aliran darah siang itu. Bila Allah berkehendak tentu engkau akan hadir di antara kami Cinta apapun yang terjadi, tapi bila Allah berkehendak lain, kekuatan apa yang bisa menahannya ?? Lalu semangat itu hilang saat membayangkan semua akan sia-sia setelah harap demikian kuat tertambat …tapi betapa tak terbendung rasa bahagia ummi saat melihat gambar dirimu di usg di siang keesokan harinya, Nak. Ummi harus kuat.., lihatlah dirimupun terlihat sehat dan kuat menjalani takdir itu. Artinya ummi harus lebih baik menjagamu hingga sampai hari kemarin dan cukup sehari itu saja kita berbaring seharian menikmati waktu demi dirimu ada, Nak.

Usia menjelang 33, anak ummi insyaAllah berjumlah 4 orang. Kebahagiaan yang tidak semua orang dapat merasakannya dan tidak semua orang dapat merasa bahagia karenanya. Walaupun abi tidak dapat mengikuti perkembanganmu setiap waktu karena jarak yang tidak memungkinkan, ummi yakin cinta Beliau padamu tetap besar, Nak. Ummi juga berusaha tetap tegar tanpa ada abi di sisi, karena ummi percaya Allah sebaik-baik penjaga kita. InsyaAllah, doa dan semangat yang abi salurkan lewat hari-hari mengalir menjadi tambahan energi untuk kita, Sayang. Pernah terbersit rasa tidak rela saat menjalani semua sendiri dan ummi merasa sepertinya abi hanya memetik buah dari ‘kesengsaraan’ yang ummi jalani, karena setiap ummi mengandung pada umumnya selalu dalam kondisi sendiri tanpa dibersamai oleh orang yang seharusnya ikut bertanggungjawab atas kejadian ini, tapi ummi tepis rasa itu, ummi harus belajar ikhlas menjalani semua. Ini takdir bahagia bukan sengsara. Ummi hanya butuh belajar lebih banyak ilmu ikhlas dan ilmu sabar, dimana kurikulumnya tidak akan pernah habis selama hidup untuk dipelajari. Ajari ummi selalu, Cinta...

Lihatlah Cinta, semua akan menyambutmu dengan suka cita. Ada cikwo Ais, kakak tertuamu yang begitu lincah, agak emosional, tapi di suatu masa dapat begitu emas hatinya. Ada cikngah Hafshoh, kakakmu nomor dua yang begitu sensitif perasaannya terhadap apapun juga, tapi juga penyayang. Ada atin Syauqi yang nanti lebih banyak menemanimu karena usia yang terpaut tidak begitu jauh, yang suara tangisnya sering memecah sunyi, tapi kelucuannya selalu menyegarkan hari-hari. Ada ummi dan abi yang akan selalu menjaga dan merawatmu dengan cinta. Ada among-yayi, yangti-yangkung, om-tante, semuanya akan menyambutmu dengan suka cita.

Jangan ragu untuk hadir di sini bersama kami, Cinta. Sungguh, hadirmu adalah berkah yang dipersembahkan bagi masa...




Thursday, January 06, 2011

Ehmm..Rindu

Aku sedang rindu..

Mengaduk-aduk pusara hatiku

Aku rindu..

Setelah sekian lama bersama

Rasa itupun tetap sama

Aku sedang rindu…

Merasakan dekap hangat itu

Menembus seluruh kesadaranku

Dia..

Padanya rindu itu kutambatkan

Laki-laki cintaku

Sepanjang zaman..


Poli, Awal Januari 2011

Kusemat cinta berbalut doa di kedalaman samudera hati orang - orang terkasih.......