Wednesday, January 19, 2011

Menantimu pada suatu masa

Tuntas sudah bacaan Sang Pencerah ku hari itu. Setelah seharian keadaan memaksaku untuk tirah baring, yang kutanggapi dengan setengah hati karena masih berat rasanya meninggalkan tugas-tugas yang ada, tapi tak urung jua kujalani dengan sepenuh hati. Apalagi yang dapat membunuh sepi selain berkelana menembus batas lewat lembaran paperback setebal ratusan halaman ini? Akan aku ceritakan isi buku itu lain waktu. Saat ini aku ingin melakukan monolog dalam diam pada sebentuk makhluk yang kunamai Cinta.

Well, anakku cinta di dalam rahim dan kasih sayang ummi…, jangan nakal di dalam yaaa….kita istirahat hari ini untuk energi lebih banyak esok hari. Bersama-sama kita lalui sesulit apapun keadaannya, insyaAllah ummi yakin semua dapat kita jalani. Ummi tidak akan banyak mengeluh bila ekskresi hormon berlebih disebabkan dirimu sedang bertumbuh di ruang cinta ummi menyebabkan ummi mual dan gampang lelah.

Pada awalnya ummi pasrah melihat bercak dan aliran darah siang itu. Bila Allah berkehendak tentu engkau akan hadir di antara kami Cinta apapun yang terjadi, tapi bila Allah berkehendak lain, kekuatan apa yang bisa menahannya ?? Lalu semangat itu hilang saat membayangkan semua akan sia-sia setelah harap demikian kuat tertambat …tapi betapa tak terbendung rasa bahagia ummi saat melihat gambar dirimu di usg di siang keesokan harinya, Nak. Ummi harus kuat.., lihatlah dirimupun terlihat sehat dan kuat menjalani takdir itu. Artinya ummi harus lebih baik menjagamu hingga sampai hari kemarin dan cukup sehari itu saja kita berbaring seharian menikmati waktu demi dirimu ada, Nak.

Usia menjelang 33, anak ummi insyaAllah berjumlah 4 orang. Kebahagiaan yang tidak semua orang dapat merasakannya dan tidak semua orang dapat merasa bahagia karenanya. Walaupun abi tidak dapat mengikuti perkembanganmu setiap waktu karena jarak yang tidak memungkinkan, ummi yakin cinta Beliau padamu tetap besar, Nak. Ummi juga berusaha tetap tegar tanpa ada abi di sisi, karena ummi percaya Allah sebaik-baik penjaga kita. InsyaAllah, doa dan semangat yang abi salurkan lewat hari-hari mengalir menjadi tambahan energi untuk kita, Sayang. Pernah terbersit rasa tidak rela saat menjalani semua sendiri dan ummi merasa sepertinya abi hanya memetik buah dari ‘kesengsaraan’ yang ummi jalani, karena setiap ummi mengandung pada umumnya selalu dalam kondisi sendiri tanpa dibersamai oleh orang yang seharusnya ikut bertanggungjawab atas kejadian ini, tapi ummi tepis rasa itu, ummi harus belajar ikhlas menjalani semua. Ini takdir bahagia bukan sengsara. Ummi hanya butuh belajar lebih banyak ilmu ikhlas dan ilmu sabar, dimana kurikulumnya tidak akan pernah habis selama hidup untuk dipelajari. Ajari ummi selalu, Cinta...

Lihatlah Cinta, semua akan menyambutmu dengan suka cita. Ada cikwo Ais, kakak tertuamu yang begitu lincah, agak emosional, tapi di suatu masa dapat begitu emas hatinya. Ada cikngah Hafshoh, kakakmu nomor dua yang begitu sensitif perasaannya terhadap apapun juga, tapi juga penyayang. Ada atin Syauqi yang nanti lebih banyak menemanimu karena usia yang terpaut tidak begitu jauh, yang suara tangisnya sering memecah sunyi, tapi kelucuannya selalu menyegarkan hari-hari. Ada ummi dan abi yang akan selalu menjaga dan merawatmu dengan cinta. Ada among-yayi, yangti-yangkung, om-tante, semuanya akan menyambutmu dengan suka cita.

Jangan ragu untuk hadir di sini bersama kami, Cinta. Sungguh, hadirmu adalah berkah yang dipersembahkan bagi masa...




1 comment:

Erwin SN said...

yah sedihnya abi.... gak bisa membersamai kalian tiap detiknya....

Kusemat cinta berbalut doa di kedalaman samudera hati orang - orang terkasih.......