Friday, August 28, 2009

Matahariku yang Ke-3 (2)

Tepat pada tanggal 6 Maret 2009 pukul 09.00 WIB, matahariku yang ke-3 lahir. Alhamdulillah dengan berat badan 3300 gram dan tinggi badan 50 cm, buah hati yang berjenis kelamin laki-laki itu (finally) lahir dalam keadaan normal dan sehat di RSU dr. Sardjito, Jogjakarta. Tangisan pertamanya kudengar di meja operasi pagi itu. Bahagia. Sebuah perasaan yang sama dengan beberapa tahun lalu menyelimutiku saat matahariku yang pertama dan kedua lahir. Menurut kebiasaan medis, operasi ini seharusnya menjadi operasi caesar terakhir yang harus aku jalani, setelah dua matahariku sebelumnya lahir melalui jalan yang sama. Tetapi aku berkehandak lain, kuminta kepada dr. Detty, dokter kandungan yang membantu proses ini, untuk tetap mempertahankan kondisi rahimku selama memang tidak ada masalah disana. Thanks to mbak Detty yang sudah mau menerima pasien ngeyel sepertiku. Keinginan untuk memiliki buah hati kembali kelak, belum pupus. Berbeda dengan dua operasi sebelumnya. Kali ini nyeri yang kurasakan lebih hebat dan lebih lama, hingga sampai satu bulan. Semakin banyak frekuensi caesar ternyata membuat nyeri pasca operasi itu lebih lama. But, aku tidak kapok. Aku rasa disitulah indahnya perjuangan seorang ibu. Suami dan keluarga besar mendukungku dengan baik dalam proses ini. Alhamdulillah inilah nikmat yang besar itu.




Kami beri nama matahari yang ke-3 itu Abdurrohman Syauqi Al-Mumtaz. Kembali nama mumtaz kami sematkan padanya, dengan harapan kelak dia akan menjadi seorang hamba dan kekasih Allah yang excellent. Inilah dia penjagaku selama di Sydney yang kubawa kesana-kemari dalam kesendirian kami. Romantis sekali kisah kita selama disana cinta. Engkaulah tempat ummi bercerita dan berkeluh kesah. Kita harus kuat. Kata-kata itulah yang selalu kutanamkan padanya selama disana. Bertambah satu lagi album hidup yang harus kami isi dengan pengharapan dan cinta.


Alhamdulillah, di usianya yang sudah hampir 6 bulan ini, tak ada masalah yang berarti. Dia terlihat sehat, meskipun berat badannya malampaui batas, kurang lebih 10 kg di usia ini. Berat yang tidak umum di kalangan anak seusianya. Untuk pertama kalinya kami diamanahi anak berjenis kelamin laki-laki. Selama ini diiaku atau tidak, sangat kami rindukan jauh di lubuk hati kami akan hadirnya. Sebagaimana yang kudengar dari orang-orang di sekitar, anak laki-laki cenderung lebih sukar diatur daripada anak perempuan apabila usianya sudah beranjak besar. Tetapi hal tersebut tidak akan menyurutkan harap kami untuk berdoa agar kelak dia menjadi anak sholeh dan qurota’ayun kami yang sebenarnya. Langkahnya ke depan masih lah sangat panjang, bila Allah menghendaki kami terus membersamainya hingga dewasa. Kami hanya mampu membimbing dan menghujaninya dengan ribuan doa setiap saat, agar kelak akhir hidupnya hanya menyisakan kebanggaan hakiki untuk kami bawa menghadap Nya . Semoga.

No comments:

Kusemat cinta berbalut doa di kedalaman samudera hati orang - orang terkasih.......