Monday, September 14, 2009

BUBAR FK UGM 96

Berawal dari rasa rinduku bertemu dengan teman-teman seperjuangan saat dahulu menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran UGM mulai dari tahun 1996, maka timbullah keinginan untuk mengajak teman-teman , yang sudah kurang lebih 6 tahun tidak berjumpa, untuk mengikuti buka bersama mumpung masih berada dalam range bulan Ramadhan. Ide spontanitasku timbul begitu saja. Berbekal ide itulah aku menulis pengumuman di status facebook ku mengundang teman-teman FK 96 untuk berbuka bersama di restoran Boyong Kalegan, Pakem, Jogja pada tanggal 12 September 2009 kemarin. Beberapa tanggapan positif kuterima, dari sekian banyak yang sepertinya tertarik, Alhamdulillah ada 8 orang dapat terkumpul termasuk diriku. Berhubung belum ada pihak yang bersedia menjadi sponsor, maka sepakatlah kami untuk melakukan iuran membayar harga hidangan pada restoran tersebut.


Koordinasi yang kulakukan tidak sia-sia. Pada hari H, satu persatu teman-temanku bermunculan. Bahagia. Itulah yang kurasakan,walaupun jumlah yang hadir jauh di bawah jumlah mahasiswa yang dulu ada di FK . Biarlah, aku pikir ini adalah awal yang baik untuk mempererat silaturahim antarkami, mengingat tempat tinggal teman-teman sudah berpencar kemana-mana, tentu kehadiran teman-teman saat ini sangat berarti. Aku sebagai koordinator acara ini datang paling awal, bersama suami dan 3 matahariku. Aku bertanggungjawab menyambut kedatangan mereka dan mempersiapkan segala sesuatunya.

Sariyunita adalah temanku yang pertama hadir, Beliau datang dengan membawa 2 orang anak , dan 2 orang asistennya. Subhanallah, anak-anaknya yang keduanya perempuan terlihat sehat dan lucu. Menggemaskan. Aku gembira melihatnya. Sariyunita sendiri saat ini sedang melanjutkan PPDS Patologi Klinik semester awal, asal dari Bengkulu. Giliran yang kedua hadir adalah Dwi Rohmawati dan keluarganya. Wanita sholihah ini adalah teman baikku saat dulu masih kuliah. Tak banyak yang berubah pada dirinya, hanya tubuhnya yang terlihat lebih ringkih. Aku hanya berpikir, apakah PPDS interna telah membuatnya sedemikan tidak suka makan ?? (heheh..piss wi..). Beliau hadir ditemani dengan suami, dan 2 anak nya , laki-laki dan perempuan . Keduanya kalem, persis seperti ibundanya. Dwi asli Jogja menikah dengan laki-laki asal Palembang. Kebalikan diriku, yang berasal dari Sumatera-Selatan dan bersuamikan laki-laki Jogja. Indah sekali takdir kami .

Tidak berapa lama kemudian, kulihat kedatangan temanku yang ke-3, Tien Indra Navarone. Beliau datang tanpa ditemani siapa-siapa. Tien berasal dari Blitar Jawa Timur yang kebetulan bekerja di Jogja sebagai dokter pada salah satu klinik kecantikan. Tidak banyak yang berubah pada dirinya kecuali penampilan ibu-ibu pada umumnya. Menjelang beberapa menit sebelum berbuka, datanglah Apriana Setyawati beserta suami dan kedua jagoannya, yang berumur paling tua di antara anak-anak yang ada. Hebatnya lagi, berhubung sudah demikian lama berada di luar negeri, anak tertua Ria ini fasih berbahasa Inggris. Waduh, tante jadi iri neh.. Ria sendiri asli Jogja, tapi sudah melanglang buana mengikuti suaminya yang bekerja di luar negeri. Demi buah hati pun Ria rela meninggalkan sekolahnya pada PPDS Ilmu Penyakit Mata, untuk sementara waktu sampai batas waktu yang tidak bisa diperkirakan, karena setiap ditanya jawabnya itu nanti.. itu nanti.. hehe..

Bersama dengan Ria, demikian panggilan Apriana, adalah Erlina Hidayati. Erlin demikian kami memanggilnya, datang tanpa pendamping atau buntut, karena memang beliau lah yang masih single di antara kami. Sepanjang pertemuan itu tak lupa aku selalu menyemangatinya untuk tidak melanjutkan kesendirian itu. Waduuh, semua sudah pada punya buntut, ini sayap aja belum punya. Ayo Erlin, kami mendukungmu !!

Giliran berikutnya adalah Taufik Joni Prasetyo, atau kami biasa memanggilnya Topik. Pemuda yang berasal dari Lampung dan sudah tidak lajang ini pun datang tanpa ditemani isteri dan anak-anaknya, karena memang saat ini keluarganya sedang berada di lampung, sementara beliau sedang melanjutkan sekolah PPDS Anak di RSU Sardjito. Topik beristerikan Sri Indah Aruminingsih atau Indah, yang juga teman seangkatan kami dan masuk dalam daftar teman dekatku saat kuliah dulu. Mereka menjadi PNS di Lampung dan baru mempunyai 2 anak laki-laki. Aku yakin suatu saat mereka akan menambah buntut lagi heheh..

Last but not least, jauh setelah hidangan akan habis , datanglah Metta Dyah Ningrum atau Metta, teman yang saat ini sedang berada di puncak karirnya dalam per-resident-an karena menjabat Chief resident Obgyn, bersama dengan satu anak laki-laki kesayangannya (karena baru satu ya Met), dan seorang asistenya. Kasihan juga Metta, dia datang menjelang semua piring kosong, tapi dengan senang hati aku memesan kembali nila bakar khusus buatnya. Kali ini beliau masih harus disibukkan dengan junior yang Subhanallah, aktif sekali. Persis emaknya (piss..met ! hehe..).

Setelah menyantap semua hidangan, dan sholat maghrib. Acara kami teruskan dengan foto bareng memperlihatkan kenarsisan kami yang sekian lama tersembunyi. Setelah itu,kami bersalaman mengucap salam perpisahan dan berharap akan ada lagi pertemuan-pertemuan istimewa seperti ini . Aku sangat senang dengan terlaksananya acara tersebut. Terlepas dari nombok atau tidaknya diriku selaku koordinator , aku tahu kebersamaan ini mahal harganya, aku sudah berusaha menyambung tali yang penuh berkah itu , yaitu tali silaturahim, yang akan memanjangkan umur dan memurahkan rejeki kami. InsyaAllah,aamiin.

No comments:

Kusemat cinta berbalut doa di kedalaman samudera hati orang - orang terkasih.......