Sudah lama sebenarnya aku ingin menulis tentang hal ini, tapi sepertinya waktu belum berpihak kepadaku hingga akhirnya tulisan ini kubuat. Ini bukan blog infotainment. Bukan pula blog gossip. Aku hanya tergelitik saat melihat fenomena keartisan beserta seluruh image yang ada di dalamnya melalui kacamataku. Ini hanya pendapat pribadi yang setiap orang mungkin berbeda. Kadangkala aku masih ternganga-nganga tak mengerti, mengapa aib yang terjadi sedemikian rupa, dapat dengan ringan diakui oleh seorang artis, yang notabene masih tinggal di Indonesia, yang katanya orang Indonesia itu masih memegang adat ketimuran dan moral yang tinggi.
Hamil bukanlah perkara yang aneh bila itu dialami oleh seorang wanita yang telah bersuami dan kehamilan nya terjadi setelah pasangan itu sah sebagai suami dan isteri. Tetapi hal itu seharusnya akan menjadi sangat aneh bila seorang wanita hamil tanpa ada suami –kecuali ibunda Siti Maryam tentu. Melihat hal ini, sudah sepatutnya kita menentang dan membenci perbuatan yang melanggar norma agama dan masyarakat itu.
Di semua agama yang kutemui di Indonesia ini, rasanya semua mengajarkan hal yang sama tentang moral dan menjaga kesucian. Apakah perkiraanku ini salah ? Sudah sedemikian tebalkah nurani kita, sehingga ambang peka kita terhadap nilai-nilai luhur menjaga kesucian itu menjadi demikian tinggi. Hingga saat nurani kita dicubit dengan kejadian itu, kita sama sekali tidak merasa nyeri. Semua media infotainment yang kutemui tidak ada yang secara eksplisit menghujat hal tersebut, malah mengesankan mereka membuat kejadian ini menjadi hal yang lumrah. Sehingga masyarakat yang seharusnya menjadi kontrol moral pun terlihat menganggap ‘biasa’ apa bila ada kejadian serupa menimpa orang-orang kebanyakan.
Dengan senyum dan bangganya si calon ibu yang berperut buncit menyatakan kebahagiaan dan kesediaannya mengasuh calon jabang bayi. Tak ada sedikitpun tersirat kesedihan dan penyesalan di sana. Tak ketinggalan pula ibu si artis yang urun rasa bangga dengan kehamilan putrinya. What ??!! Sehingga aku pun tidak merasa keberatan menulis langsung namanya tanpa perlu memakai inisial, sebagai contoh yang sangat tidak penting dan tidak pantas untuk ditiru. MasyaAllah. Gejala apakah ini sebenarnya ? Kejadian ini tidak sekali dua kita dengar dan lihat. Ada banyak kejadian serupa yang justeru membuat si artis bertambah tenar. Apakah ini juga dalam rangka mendongkrak kepopularitasan ? Pendapatku tentang permasalahan zina ini secara detail pernah kuungkapkan di posting beberapa waktu lalu.
Banyak faktor yang membuat kepekaan kita terhadap dosa itu semakin rendah. Semua berawal dari keluarga, dimana keluarga memegang peran kunci kontrol dan pendidikan moral anak. Nilai itu adalah pembiasaan dan penanaman yang terus menerus sejak kecil, tidak serta merta dapat melekat pada si anak. Kalaupun ada seorang anak yang menjadi baik dalam arti sebenarnya, tetapi berasal dari keluarga yang sama sekali tidak peduli dengan nilai moral, inilah yang disebut anugerah yang tak ternilai, karena hidayah itu disambutnya sepenuh hati. Kalaupun ada kejadian sebaliknya, orang tua nya baik dan beriman serta berusaha terus memperbaiki anak-anaknya, akan tetapi anak-anaknya tetap bermasalah - yang ini persentasenya tidak banyak- tentu ini adalah ujian untuk orang tua. Seperti halnya Nabi Nuh dan anaknya.
Berkaca pada ajaran Islam yang melingkupi segala aspek hidup, Allah meminta setiap anggota keluarga untuk menjaga diri dan keluarganya dari api neraka. Seandainya semua keluarga muslim Indonesia patuh tunduk dengan perintah itu, insyaAllah tidak akan ada korban Sheila Sheila yang lain. Wallahu’alam.
4 comments:
iya neh..ilang indonesia yg masih ada rasa malunya..berganti dengan indonesia yg bangga dengan maksiat
apa karena pengaruh jaman ya??jaman boleh edan namun kita tidk boleh edan kan
@adhyz82 : iya nih...sepatutnya kita prihatin sama keadaan ini. Eh..malah baru2 ini dia diangkat jadi duta anti-aborsi. ???!!????
@utk para orang tua: iya.., jaman boleh edan,,kita tetep waras..:)
Post a Comment